Lestarikan Situs Sejarah....@Kompleks Makam Datu Pancana, Barru, 13 Agustus 2014, bersama Ir. Awaluddin Yunus, M.Pd.
Suardi Bakri Center (SBCenter) hadir sebagai ajang diskusi tematik, akademis untuk aksi mensejahterakan masyarakat,melestarikan lingkungan hidup melalui tatakelola pemerintahan yang baik.
Kamis, Agustus 14, 2014
DAMPAK KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN POLA DISTRIBUSI LAHAN DI SULAWESI SELATAN
Abstrak Makalah yang diikutkan untuk dibahas pada International Conference PERHEPI di IIC, Bogor 28-29 Agustus 2014.
JEl Classification (O1, O2)
DAMPAK KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN POLA DISTRIBUSI LAHAN DI SULAWESI SELATAN
Suardi Bakri1,
Majdah M. Zain[1],
Musdalipa Mahmud1
M. Saleh S. Ali2, Didi Rukmana[2]
ABSTRAK
Kebijakan pembangunan
pertanian di Indonesia terus mengalami metamorfosis mencari pola yang efisien
dan efektif untuk mencapai tujuan utamanya, yaitu kesejahteraan petani.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak kebijakan pembangunan pertanian
terhadap pergeseran pola distribusi lahan di
Sulawesi Selatan. Penelitian dilaksanakan di Desa Mojong, Kabupaten Sidrap dan
Desa Salodua di Kabupaten Enrekang. Survei dilakukan
dengan mengambil secara acak masing-masing 80 petani di Desa Mojong dan 60 petani di
Desa Salodua. Selain Survei, FGD juga dilakukan untuk mengumpulkan data-data
kualitatif. Perhitungan Indeks Gini menggunakan data penguasaan lahan dari 796 petani di
Desa Mojong dan 232 petani di Desa Salodua. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kebijakan
pembangunan pertanian yang selama ini dilaksanakan berdampak pada petani
kelompok penguasaan 0.5 ha – 1.0 ha. Terjadi pergeseran
penguasaan lahan dari kelompok pemilikan 0.5 ha – 1.0 ha ke arah penguasaan lahan lebih 1.0 ha. Pada kelompok
petani kecil dengan penguasaan
lahan dibawah 0.5 ha, kebijakan
pembangunan pertanian cenderung tidak berdampak. Tidak terdapat pergeseran berarti
pada kelompok penguasaan lahan kurang 0.5 ha. Distribusi lahan bergeser ke arah yang lebih
baik dari periode sebelumnya, ditandai dengan semakin menurunnya indeks Gini lahan sejak tahun 1963 hingga 2013. Disimpulkan
bahwa kebijakan pembangunan pertanian selain berdampak semakin membaiknya
distribusi lahan juga berdampak pada pergeseran pola distribusi, utamanya bagi
kelompok pengusaan 0.5 ha – 1.0 ha dan kelompok penguasaan 1,0 ha atau lebih. Diharapkan adanya kebijakan
bahwa setiap unit usahatani hendaknya menguasai lahan tidak kurang dari 1,0 ha agar kebijakan pembangunan
pertanian dapat lebih efektif.
Kata
Kunci : kebijakan pertanian, distribusi
lahan
Minggu, Mei 11, 2014
Strategi Induk Pembangunan Pertanian 2013-2045
Tanggal 3 Spetember 2013 di Kampus IPB Darmaga tepatnya di Auditorium Toyib Hadiwijaya telah dilucurkan Konsep Strateg Induk Pembangunan Pertanian (SIPP). Setelah peluncuran yang dihadiri pimpinan Fakultas Pertanian se Indonesia juga dilanjutkan dengan pembahasan strategi tersebut. Pembahasan strategi tidak berlebihan jika saya katakan dihadiri oleh Dedengkot Pembanginan Pertanian. Disana Ada 4 mantan menteri Pertanian yang hadir (Syarifuddin Baharsjah dan Ny., Bungaran Saragih dan Saleh Salahuddin). Hadir juga Wamen menteri pertanian sekarang serta Bpk Bustanul Arifin, Prof. Pantjar Simatupang sebagai ketua tim dan banyak lagi. Termasuk juga saya sebagai pemula yg menekuni kajian kebijakan pembangunan pertanian hehe..
Kebijakan pembangunan pertanian yang diharapkan dalam strategi ini berlandaskan pada visi Terwujudnya sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan beragam panhan sehat dan produk bernilai tambah tinggi dari sumberdaya hayati pertanian dan kelautan tropika.
Selanjutnya visi ini dijabarkan dalam 9 point misi, 10 point sasaran 7 point pilar utama dan 4 pont prasyarat. Hal ini dibahas secara tuntas dalam buku yanh masih diberi label konsep strategi setebal 146 halaman ditambah buku pendukung setebal 330 halaman.
Lalu pertanyaannya mampukah kita mengimplementasikan Strategi Ideal ini hingga 2045 sebagai hasil pembangunan pertanian selama 1 abad? Wallahu Allam bissawam.
Bogor, 4 September 2013
Salam
SBcenter
Kebijakan pembangunan pertanian yang diharapkan dalam strategi ini berlandaskan pada visi Terwujudnya sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan beragam panhan sehat dan produk bernilai tambah tinggi dari sumberdaya hayati pertanian dan kelautan tropika.
Selanjutnya visi ini dijabarkan dalam 9 point misi, 10 point sasaran 7 point pilar utama dan 4 pont prasyarat. Hal ini dibahas secara tuntas dalam buku yanh masih diberi label konsep strategi setebal 146 halaman ditambah buku pendukung setebal 330 halaman.
Lalu pertanyaannya mampukah kita mengimplementasikan Strategi Ideal ini hingga 2045 sebagai hasil pembangunan pertanian selama 1 abad? Wallahu Allam bissawam.
Bogor, 4 September 2013
Salam
SBcenter
Jumat, Mei 02, 2014
Langganan:
Postingan (Atom)